Agenda yang sudah direncakan jauh-jauh hari akhirnya terealisasikan. Aku yang tergabung dalam Kami pemburu Toefl 500 dari lembaga kursus English di kota pendidikan Yogyakarta akhirnya go show ke Solo kota tetangga Yogyakarta. Singkat Cerita Kami adalah kelas yang katanya paling rame diantara kelas kursus lainnya, yang biasanya ketawa ngakak tanpa koma dan spasi, yang senengnya bukan praktek speaking malah karaoke dan main UNO, begitulah kami.
Inilah cerita kami. Kami
berangkat pukul 7.37 dari stasiun Tugu Yogyakarta, dengan menggunakan kereta
parawisata (Parameks) jogja-Solo yang hanya merogoh kocek 16.000 ribu rupiah
untuk kalian pulang pergi naik kereta. Mungkin karena bertepatan hari sabtu yang
notebene hari libur, kami bersepuluh yakni 3 cowok dan tujuh cewek hanya dapet
tujuh kursi. Akhirnya aku dan dua temen cowokku si rendy dan zaul harus
berdiri. Oke tak apalah, karena kami sedikit agak kurang waras, akhirnya kami
membuka lapak main UNO dengan kami cowok duduk lesehan dicelah kursi para
ladies.
Jangan tanyakan kelakuan kami saat
main UNO di kereta pagi itu, kereta yang berjubel manusia dengan berbagai macam
pikiran dikepalanya menjadi saksi permainan kami. Kami bermain UNO ditempat
umum dengan canda tawa gemblegar, tanpa ada rasa tenggang rasa kami bersorak
sorak seperti kereta milik kami sendiri. Namun naasnya, 15 menit sebelum kami
sampai Solo, kami mendapat teguran dari tante tante kursi sebelah dengan nada
tinggi dan mukak menyeramkan “ini bukan keretamu sendiri, ini tempat umum, tolong
kondisikan ucapan kalian” dan setelah itu kami merasa jadi pusat perhatian dan
banyak kali cemohan dari beberapa penumpang lain yang kami dengar. Itu bukan pertanda akhir untuk kami main,
akhirnya kami bermain UNO dengan bahasa hati yang nahan tawanya membuat kita semakin
geli yang terkadang keceplosan dan sesampai di stasiun Solo apa tujuan kami? Kami
antri di kamar mandi stasion.
Setelah tertunaikan hajat kami
masing-masing, kami segera naik Trans Solo untuk tujuan keraton. Dengan biaya 4.500 perorang, sampai diturunkan
di sebuah halte yang katanya sudah deket dengan keraton. Akhirnya kami berjalan
seperti turis-turis mancanegara lainnya mencari dimana letak keraton. Dengan tongsis
dan kamera handphone, kami mengabadikan setiap moment kami dan kamipun tiba di
pusat informai kekeratonan Surakarta. Sebelum itu kami sebagai tamu, membeli
tiket masuk terlebih dahulu. Tiket masuk tiap pengunjung dikenakan biaya 10.000
dan untuk sewa seorang guide sebesar 50.000 sehigga total 150.000 untuk
robongan kami. Kamipun memuali perjalan sejarah ini di komplek area kekeratonan
Surakarta dengan seorang guide yang menuntuk kami bersepuluh.
Tujuan pertama adalah tempat
pengukuhan seorang raja baru, dimana ditempat tersebut terdapat sebuah ruang
dimana katanya didalamnya tedapat pusaka kerajaan. Kami dijelaskan banyak oleh mbak
guide. Sebelah tempat bangunan seperti pendopo ini terdapat sebuah pohon, pohon
yang katanya umurnya melebihi keratonan Surakarta maupun keratonan Yogyakarta,
pohon yang hanya ada satu spesies yang ada diSolo bahkan mungkin di Indonesia atau
dunia. Pohon ini merupakan cikal bakal nama kota Solo. Sebut nama pohonnya adalah
pohon “SOLO” yang secara harfiah adalah tunggal, sehingga saya percaya bahwa cuman
ada satu spesies pohon tersebut.
Solo siapa yang tidak mengerti
kota tua dengan keratonan Surakartanya. Selain kota Yogyakarta, ternyata Solo
juga masih mempunyai raja. Kalo raja di Yogyakarta jabatannya sudah sekaligus
menjadi gubernur di kotanya yang tidak langsung sudah diakui pemerintahan
Indonesia sehingga Yogyakarta mendapat julukan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Berbeda dengan raja di keraton Yogyakarta, di Solo rajanya sebatas pimpinan di
wilayah kekeratonannya saja. Meskipun begitu, sesungguhnya kekeratonan Surakarta
lebih tua dibandingkan kekeratonan Yogyakaarta. Kita bisa melihat salah satu
buktinya yakni sebutan raja untuk kedua kerajaan. Jika di Keraton Surakarta raja
kita kenal dengan pakubuwono sedangkangkan di keratonan Yogyakarta yang kita
menyebutnya hamengkubono.
Sistem pengangkatan seorang raja
ternyata mempunyai aturan, dia haruslah dari putra pertama raja dengan permaisuri.
Seorang raja hanya mempunyai seorang permaisuri, namun boleh mempunyai banyak
selir, ada yang sampai mempunyai 45 selir loh. Oh ya untuk pemakaman para raja
yang sudah meninggal, berada di Yogyakarta lebih tematnya di Kabupaten Imogiri.
Silahkan berkunjung kesan jika ingin mempelajarinya.
Setelah masuk ke kompleks kekeratonan
Surakarta, banyak peraturan yang harus kita taati salah satunya menjaga sikap.
Untuk masuk lingkup kekertonan, bagi yang yang memakai sandal harus dilepas,
namun sepatu boleh dipakai kok. Setelah masuk pintu akan kalian temui sebuah
bangunan menjulang tinggi seperti menara, menara tersebut konon katanya dulu
digunakan oleh para raja untuk bersemedi ataupun bercengkrama dengan ratu laut
selatan. Selain itu kalian akan melihat tanah
pelataran yang terlihat hitam, yang kata mbak guide pasirnya diambil dari
pantai parangtritis dan gunung merapi.
Selain gedung menjulang tinggi,
ada bangunan pendopo lagi seperti pendopo pertama tadi. Pendopo pertama tadi
digunakan untuk kegiatan-kegiatan sakral seperti penobatan raja. Namun untuk
pendopo yang berada dikomplek dalam kerajaan ini sebagai tempat pesta,
penyambutan tamu atau tempat perayaan pernikahan raja, atau yang lain. Dipendopo
tersebut di putari dengan patung-patung dari belgia, dengan ornament lampu yang
dibungkus kain kuning yang katanya hadiah dari bangsa eropa.
Sebagai pengunjung, kita tidak
bisa masuk ke pendopo ataupun menara, kita hanya bisa melihat dari kejauhan
saja. Setelah dari pelataran kita masuk keruangan untuk melihat koleksi sejarah
kerajaan, seperti photo kerajaan dari pakubuwono V sampai Pakubuwono XIII dan ornamen-ornamen
kerajaan pada zaman dulu. Setelah keluar dari ruangan pertama kita pindah
keruangan kedua. Kedua ruangan tersebut dipisahkan oleh sumur yang airnya bisa
kalian minum, seger sekali rasanya. Pada
ruang kedua banyak menunjukkan benda-benda besar seperti kereta raja,
patung-patung dan laiannya. Akhirnya kita sampai di ruang kempat, dimana bagi
wanita yang lagi tidak suci dilarang masuk dan bagi temenku yang indranya
mempunyai penglihatan lebih tidak berani masuk. Pikir sendiri kenapa alasannya.
Akhirnya setelah kami dari tempat
yang katanya angker tersebut, usailah kunjungan kita di kompleks keratonan Surakarta.
Mungkin hanya seperempat aja kompleks wilayah keraton yang boleh dikunjungi,
untuk tiga perempatnya masih diberi garis pembatas.
Setelah kita berusaha menjadi makluk
pendiam dan beberapa dari kami yang merinding ketakutan, akhirnya usailah
perjalan kami dikompleks keraton Surakarta. Setelah itu kami kembali ke pusat
informasi untuk beristirahat dan menciptakan nuansa positif kembali.
Jujur kami sebelumnya ke Solo hanya
ingin mencoba jadi backpacker-an dan ingin merasakan naik kereta parameks, cukup
itu aja. Singgah ke keratonan itupun
kami berfikir setalah turun kereta saat tiba di Solo tadi. Saat istirahat kami
berfikir kembali destinasi selanjutnya, tebak apa ide kami? akhirnya ladies
mengajak mencari tempat karaoke yang ada di mall besar Solo. Kami kaum adam
hanya bisa menuruti. Akhirnya kami berjalan
lagi naik Trans Solo kembali, dan ya hasilnya kami membuat kegaduhan kembali di
tempat umum. Sesering mungkin aku sendiri mengucapkan maaf untuk temen-temen kepada
para penumpang terutama ibu-ibu.
Karena dari kami bersepuluh yang
tak ada satupun yang mengerti seluk beluk Solo, akhirnya bermodal mulut kami
bertanya dengan mbak kornet yang sabar menghadapi penumpang seperti kami. Pak
sopirnya aja terheran-heran dengan senyumnya kepada kami saat berada diterminal
karena Kami tidak turun bahkan satu jam di bus untuk ikut muter-muter
menyaksikan penumpang naik dan turun.
Singkat cerita dalam bus, aku
sendiri menemukan wajah yang cukup familiar. Aku mencoba mencocokan wajah dan
mengingat namanya, akhirnya aku menjauh dari komplotan dan duduk di samping
wanita yang aku curigai. Dan ternyata benar dugaanku bahwa dia adalah kerabatku
yang silsilahnya mungkin sudah jauh yang tinggalnya tidak jauh dari rumah di
kampung halamam. Setelah kami mual berbincang, wuh riuh sudah kereta dengan
celoteh para pendekar UNO yang omongannya selalu berlebih. akupun tak hanya
diam, sesekali mennyauti sambil melanjutkan perbincanganku dengan mbak Nita. Kami
berdua terheran-heran bagaimana kita bisa dipertemukan, mungkin kalo dikampung
halaman kita hanya bisa bertemu di saat Hari raya. Namun naasnya aku lupa
meminta No handphonenya. Akhir cerita yang tidak lain sad endingnya obrolan
kami adalah “Lingkungan kita itu hampir tidak ada yang lanjut S2, kamu semangat
ya bayu semoga diterima di UGM”. Sautku “Doanya nggeh mbak” akhirnya mbak turun
dari Bus dan aku masih lanjutkan perjalan menuju Solo City Mall.
Selama diperjalan, hujan belum
usai sampai akhirnya kami turun di
haltepun belum reda. Akhirnya kami berlarian, berbasah-basah ria menuju mall dari halte
dengan hujan yang deras. Wussh, nyampek Mall akhirnya kami sholat dan
muter-muter mall cari makan yang akhirnya terdampar di K*C. Setelah makan,
kegilaan sesungguhnya kita mulai. Kita akhirnya masuk ke tempat karaoke, nilai
lebih dari kita jauh jauh ke Solo hanya untuk karaoke. Sungguh, kami aneh. Kami
menyanyi di room kurang lebih dua jam sebelum dramasasi dimulai.
Kami berencana naik kereta yang jadwal
jam 5 sore, sehingga aku putuskan aku dan temenku rara si mama muda dan si gendut
hida tukang resek berangkat ke stasiun duluan untuk memsan tiket. Kami bertiga berjalan
kurang lebih sekilo menuju stasion Purwosari. Namun naasnya tiket kereta untuk
keberangkatan jam 5 habis yang tersisa hanya keberangkatan jam 8 malam dan tidak
beruntungnya lagi untuk memesan tiketnya diperlkan KTP dari kesepuluh geng.
Oke, Ada drama sebentar,antara mamud dengan suami dan kedua anaknya serta Hida dengan
kedua adiknya yang terkunci di Jogja. Sampai akhirnya pasukan yang lain sampai
di stasiun dan memesan tiket keberangkatan jam 8 malam. Karena waktu tunggu
yang tidak lain 3 jam lebih kami agendakan untuk apa? Untuk main UNO.
Yah kami bergegas sholat, ngobrol
banyak, makan malam, dan terdampar di permainan UNO sampai kereta sampai. Apa yang terjadi
saat kita main uno? Iyah, kita gaduh
lagi di stasion Purwosari Solo. Kita bercanda dan tertawa lepas sampai akhirnya
satpam dengan baju khasnya datang “Mohon maaf mas mbak, ini tempat umum,
dimohon jangan membuat kegaduhan”. Oke tepuk jidat masing masing, permainan UNO
sesi bahasa hati dan perasaan dimulai kembali sampai akhirnya si mamud kalah dan
kita hukum dengan toletan bedak dibagian wajahnya.
Bunyi berisik kereta berbunyi, kereta
terakhir jurusan Yogyakarta akhirnya tiba. Kamipun segera bergegas dan menunggu
di disampingnya sampai kereta benar-benar berhenti. Kami berlarian masuk
mencari tempat duduk, lihat setiap sisi kanan kiri dan akhirnya apa? bernasib
sama tidak mendapat tempat duduk. Sampai menunggu kereta berjalan, kami
akhirnya duduk lesehan di tengah jalan penghubung antar gerbong. Apa yang kami
lakukan? Kami bermaksud bermain UNO tapi ini malam, banyak mukak-mukak lesuh
dari penumpang lain. Sehingga kami berusaha untuk diam, tapi gagal juga, kami banyak
bergurau kesana kemari, Berimajinasi dengan banyak spekulasi, bercerita kesana
kemari, banyak pembahasan area 18+, topiknya lebih ke kawasan kesehatan dengan
pimpinan si ceplas ceplos Mita meilani sampai celetukan “Ingat Kita Sarjana”
itu sebagai pengingat rasa malu kita supaya ada.
Akhirnya kami tiba di stasiun
Tugu Yogyakarta disambut hujan lagi. Berkhir pula kebersamaan kita hari itu. Kamipun
pulang ke kediaman masing-masing dengan rasa capek tetapi sangat bahagia
Owh ya kelupaan, perkenalkan kami
bersepuluh berasal dari kampung atau kota yang berbeda dan lulusan dari
beberapa kampus di Yogyakarta kecuali saya yang lulusan UIN Malang dan Hilda
lulusan UNNES Semarang.
Aku mulai memperkenalkan dari
cowoknya. Pertama, si rendy, anak yang cukup perhatian dengan pola makannya
tapi gagal atur pola makan saat main kemarin. Wkwk. Selalu makan dengan porsi
yang istimewa, tidak cukup dengan seporsi lauk. Owh iyah ini bocah nggak berani
makan nasi. Sehingga sekali makan dia bisa
pesen 3 sekaligus jenis lauk.
Pembuat rusuh kalo ngomongin area sensitif 18+. Cowok asal bukit linggau ini
lulusan UII jurusan hukum jadi kalo ngomong sama dia lebih baik ngalah atau
berbuntut pada perdebatan yang panjang. Dan ini bocah ketawanya selalu saingan
sama aku.
Untuk cowok kedua sebut dia Zaul,
cowok asal Pati dengan gayanya yang alus dengan logat yang khas. Ah dia ini
tukang timpuk kalo ngomong, ngomong nya dikit tapi berisi. Berisinya makjleb
dan bikin ngakak. Cowok lulusan UNY pendidikan elektro ini pemegang kendali permainan
UNO, soalnya dia pemilik kartunya. Bocah yang awal masuk diamnya minta ampun
ternyata kebuka juga pertahanannya.
Kalo ada si zaul, ada paket
hematnya si Rini begitulah kami memberikan julukan. Lulusan UNY juga, jurusan
Matematika seperti aku. Mereka berdua
seperti terjerat tali asmara. Tapi mereka sama-sama tak mengakuinya. Biarkkan alam
yang menjadi saksi cinta mereka berdua. Lanjut, Si Rini ini anaknya diem
seperti paket hematnya. Biar nanti kalo jadi menikah dapat dipastikan anak
mereka bergelar pendiam pangkat dua. Owh iyah ini inak sukak banget ngrumpi dan
stalkaing akun mantan-mantan pacar temennya. Haha piss
Setelah Rini ada kakanya si Hida,
cewek paling resek dan hiperaktif kalo dikelas. Tapi saat perjalanan kali ini
dia cukup terdiam dengan Tes masuk S2-nya di hari lusa, di lain itu dia
memikirkan adiknya yang terkunci di jogja. Kalo dia nggak masuk kelas, bisa
jadi kelas akan sepi. Cewek gaya cowok ini bersal dari Lampung, daerah terkenal dengan penjambretnya. Meskipun
dia paling rame dikelas, cewek lulusan farmasi UMY ini yang paling bisa ngikuti
jalannya materi saat dikelas.
Lain RIni dan Hida, ada sepasang
Hida yang bikin onar kalo keduanya lagi sama-sama aktif. Sebut dia si Mita
cabella, cewek lulusan Kebidanan ini jago banget kalo main ngelahirin bayi.
Kalo ngomong tidak ada kampas remnya, ceplas ceplos sana sini dengan campuran tawa
gelinya yang gimana gitu. Ini bocah jago banget masalah berkhayal, khayalannya
tingkat dewa sudah. Gak masuk di akal, tapi selalu bikin bisa tertawa
terbahak-bahak.
Cewek berikutnya senasib
seperjuangan mita, kenalkan dia gadis asal Bengkulu yang katanya si rendy
rumahnya diplosok pakek banget. Sebut dia LIta, duo geng Mita. Lita ini sebenernya
pendiem, tapi virus mita aja yang bikin dia kadang bawel. Cewek ini sangat
perhatian sama orang tua, tiap hari dia akan bertelfon ria dengan kedua orang
tuanya. Cewek paling perhatian sama
temen-temen kelasnya juga sih, ini gadis sama lulusan kebidanan di universitas
yang sama dengan Mita. Duo geng ini sudah keterima menjadi mahasiswa S2 loh,
aku kapan? Hahah
Selanjutnya ada Mama muda. Masih
seumuran kita, tapi dia lebih beruntung karena sudah bersertifikat halal dengan
label sudah milik orang. Sudah mempunyai 2 anak. Jadi jangan ditanyakan
perannya dikelas kita, sebagai mak-mak kita semua. Cewek asal pulau Sumatra ini
istri polisi loh, jadi jangan berani macam-macam sama dia (Jangan laporkan kami
ya mamud yang sudah bedakin di stasion Solo), owh iyah kita biasanya panggilnya
bunda Rara.
Kalo yang lain asalnya luar
jogja, ini cewek tulen asli jogja. Cewek yang hpnya jadi alat penangkap moment
ini bernama Afi, bigitulah kami menyebutnya. Satu jurusan dan satu kampus pula
sama rendy yakni jurusan Hukum. Cewek yang sikap dan cara berfikirnya sudah
lumayan dewasa ini lumayan pendiem, tapi kalo dikaraoke sama aktifnya ternyata
sama mamud. Oh ya mamud kalo nyanyi aduhai rasanya. Kalo mau tau lebih tentang
jogja tanyakan pada si Afi ini. Tapi awas kalo belum kenal bener gampang ngigit
soalnya ini kakak.
Yang terkahir ada Si Hilda,
bedakan antara Hida dan Hilda. Kalo Hida ini badannya gemuk makannya sedikit,
kalo si hilda makannya banyak tubuhnya tetep kecil. Gadis asal Brebes ini
lulusan UNNES Semarang. Nasibnya seperti aku berjuang masuk satu kampus yang
sama. Dia ini kalo ngomong medok pakek banget. Mungkin karena bahasa
kesehariannya ngapak. Ini bocah hits sosmed yang sukak kepoin akun banyak artis
dan sesuatu yang jadi trending topik. Cewek ini, juga rame banget kalo dikelas
dengan banyak kisahnya dan logatnya yang medok.
Aku sendiri Anak baik yang
pendiam dan ramah kesemua orang. Cukup. Dilarang protes!
Istimewanya dari kami bersepuluh,
7 anak lahir dibulan yang sama, yakni bulan Agustus. Di tanggal 2 Agustus ada Afi
sama si zaul. Di tahun 1993, di tanggal dan bulan yang sama juga lahir Lita dan
aku sendiri, tidak waktu lahirnya saja yang sama melainkan golongan darah kami
berdua juga sama. Ditanggal 26 Ada si rini, Hida di tanggal 21, dan mamud juga
di tanggal agustus. Mungkin ini pertanda baik. Misal kelas kita sampai Agustus
pasti lebih seru kan ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar